Setiap orang Ortodoks semestinya memulakan beberapa sakramen gereja. Antaranya ialah pembaptisan wajib, penghormatan, pertobatan, persekutuan dan kebaktian. Mereka yang ingin memulai keluarga memasuki pernikahan gereja, yang disebut sakramen pernikahan. Dan hanya satu daripada tujuh sakramen gereja yang tidak wajib bagi seseorang. Ini mengenai pentahbisan kepada imamat.
Sakramen imamat dimaksudkan untuk memberkati seseorang yang ingin menerima imamat dengan rahmat ilahi yang istimewa. Tidak seperti enam sakramen yang lain, pentahbisan hanya dapat dilakukan oleh uskup Gereja Kristian.
Uskup pemerintah keuskupan (metropolitan, uskup agung atau uskup) bebas memilih dari kalangan orang Kristian yang layak ditahbiskan.
Ada tiga pilihan untuk pentahbisan untuk imamat: diakon, imam (imam), dan episkopal. Dua versi pertama pentahbisan (karena mereka menyebutnya sebaliknya, pentahbisan untuk keimamatan) dapat dilakukan oleh satu uskup keuskupan. Penahbisan kepada uskup di Gereja Ortodoks Rusia mesti dilakukan oleh dewan uskup (beberapa uskup). Pada zaman moden di Rusia para uskup paling sering ditahbiskan oleh sebuah dewan uskup yang diketuai oleh patriark. Namun, ada kes-kes ketika patriark tidak mengambil bagian dalam pentahbisan, tetapi melantik beberapa metropolitan terhormat untuk "memimpin" pentahbisan. Pada masa yang sama, beberapa uskup lain mesti mengambil bahagian dalam pentahbisan.
Istilah "pentahbisan" menunjukkan bagaimana sakramen suci berlaku. Rahmat Ilahi, yang memberi orang Kristian kesempatan untuk mengambil bagian langsung dalam sakramen (diakon) atau menjadi penyembah sakramen (imam, uskup) sendiri, diturunkan kepada seseorang melalui penyerahan tangan di kepala keputusan uskup. Tradisi pentahbisan ini bermula dari zaman kerasulan.
Sakramen pentahbisan kepada imamat terjadi semasa liturgi ilahi. Ia berlaku di mezbah kuil. Sesiapa yang ingin mengambil pesanan suci disertai dengan nyanyian paduan suara troparia gereja tertentu berjalan di takhta suci tiga kali. Kemudian dia berlutut di hadapan takhta, dan uskup membaca doa khusus untuk pentahbisan, meletakkan tangannya di kepala orang yang menerima pentahbisan. Selepas ini, paderi yang baru dibuat mengenakan pakaian suci, sesuai dengan martabat di mana orang itu ditahbiskan.