Ikon - dari "gambar" Yunani, "gambar" - gambar artistik seorang kudus, malaikat, Tuhan menjelma (Yesus Kristus). Kadang-kadang ikon menggambarkan orang-orang yang tidak diakui sebagai orang suci atau sama sekali tidak mempunyai hubungan langsung dengan agama Kristian: kawan dan saudara yang menemani kehidupan orang suci, penyiksa, maharaja, dan sebagainya. Orang biasa berbeza dengan orang suci dengan ketiadaan lingkaran cahaya - lingkaran emas di atas kepala mereka.
Arahan
Langkah 1
Kanun tertentu yang digunakan dalam lukisan ikon tradisional membantu menentukan ikon. Kanun pertama adalah ketiadaan tanda tangan pengarang pada ikon. Tradisi ini berakar pada abad-abad awal kekristenan, ketika para seniman menjauhkan diri dari pengakuan kerana takut mati. Kemudian, ketika agama Kristian menjadi agama negara Byzantium, kepengarangan juga tidak ditunjukkan: seniman itu membuat ikon untuk Tuhan dan maharaja, dan bukan untuk kemuliaannya sendiri. Oleh itu, hanya beberapa rekod pelukis ikon yang terselamat.
Langkah 2
Nama pengarang disembunyikan, tetapi nama orang suci mesti ditunjukkan. Kanun ini tidak setua dengan anonimiti ikon, tetapi dari prasasti di sebelah wajah (bayangan orang suci) anda dapat menentukan namanya. Sebagai peraturan, nama itu ditulis dalam Gereja Slavonik, Yunani Kuno, atau bahasa lain yang dekat dengan spesifik budaya negara tertentu di mana pelukis ikon tinggal dan bekerja.
Langkah 3
Simbolisme warna dikembangkan dalam lukisan ikon. Ungu, merah tua, adalah simbol kekuasaan kerajaan: Tuhan di surga dan maharaja di bumi. Maharaja menandatangani tinta ungu dan duduk di atas takhta ungu, memakai jubah dan but ungu. Pengikatan kulit atau kayu Injil di pelipis ditutup dengan kain ungu. Warna ini digunakan untuk melukis pakaian Perawan Maria. Merah adalah warna kehangatan, cinta, kehidupan, tenaga yang menghidupkan, darah, kebangkitan. Pakaian para syuhada dan sayap seraphim digambarkan dengan warna merah.
Putih adalah simbol cahaya, kesucian, kesucian dan kesederhanaan Ilahi. Dengan pakaian yang berwarna ini, mereka menggambarkan orang-orang kudus dan orang-orang soleh, tabir bayi, jiwa orang mati dan malaikat.
Warna biru dan biru melambangkan langit dan Ibu Tuhan, menggabungkan prinsip langit dan duniawi.
Hijau - rumput, daun, belia, harapan, mekar. Itu sering digunakan dalam adegan Kelahiran, dalam pakaian para bhikkhu dan pemuda (Panteleimon yang mati syahid, yang mati muda, digambarkan dengan pakaian merah dan hijau).